Sebenarnya apa itu kecetit? Ini merupakan istilah dari bahasa Jawa yang kemudian menjadi kata umum bagi masyarakat yang diartikan sebagai ‘salah urat’ atau ‘urat yang ketarik’. Menurut Dr. Jeffrey J. Tedjajuwana dari Siloam Hospitals, Kebon Jeruk, “Kecetit itu karena syaraf atau akar syaraf dari tulang belakang yang terjepit.”
Penyebab syaraf terjepit bisa bermacam-macam. Namun yang umum terjadi adalah akibat bantalan yang berada di antara ruas tulang belakang atau bahasa ilmiahnya Discus Intervertebralis, yang menonjol dan mengenai syaraf di tulang belakang.
Bantalan yang berbahan kenyal ini berguna agar tulang belakang dapat digerakkan secara elastis ke depan dan belakang serta samping. Ia memudahkan manusia untuk ‘bermanuver’.
Permasalahan akan timbul ketika bantalan ini menerima beban yang berat berkepanjangan dan bertahun-tahun hingga timbul sebuah benjolan dan kemudian menekan syaraf di tulang belakang. Bahkan ada kemungkinan menjepit syaraf.
Dalam bahasa kedokteran lazim disebut Herniasi Nucleus Pulposus (HNP). Posisi yang menyebabkan cedera ini bisa karena memaksakan tulang punggung bekerja ekstra, seperti mengangkat beban berat dan memutar secara mendadak atau ekstrem.
Selain karena bantalan yang menonjol, ada kemungkinan disebabkan pula oleh ligamen atau urat-urat yang mengeras sehingga menyebabkan syaraf terjepit. Dan yang tidak kalah penting adalah penyebab pengapuran pada persendian tulang belakang.
Semua permasalahan yang terjadi umumnya akibat bertambahnya usia. Sangat jarang terjadi kasus syaraf terjepit di usia muda. Itulah sebabnya masalah kecetit ini juga disebut dengan degeneratif atau penuaan.
Mengambil barang di bangku belakang
Adakah dari Anda yang pernah mengalami ‘kesetrum’ atau keram saat mengambil barang di bangku belakang saat Anda mengemudi? Tentu rasanya sangat tidak menyenangkan.
Ibarat siku tangan Anda yang ‘kesetrum’ saat terkena benda, seperti itu pulalah yang terjadi pada tulang punggung. Bedanya, bantalan yang menopang ruas tulang belakang sudah menonjol. Dan saat mengambil barang di bangku belakang, tulang punggung dipaksa untuk memutar ke kiri dan seperti ditarik. Saat posisi inilah tonjolan pada bantalan terkena atau bahkan menjepit syaraf.
Kurangnya olah raga menjadi salah satu penyebab terjadinya HNP. Otot-otot yang tidak ‘dilatih’ secara rutin akan mengendur dan tidak kuat menopang pergerakan tulang belakang. Saat pemilik tulang belakang rajin berolahraga, maka otot yang kuat akan menahan tulang belakang agar tidak terlalu bebas bergerak, gunanya supaya tidak terjadi pergerakan mendadak yang berpotensi mengenai syaraf.
Solusi
Saat cedera punggung mendera setelah mengambil barang di bangku kedua, yang harus dilakukan adalah kembali ke posisi anatomis. “Atau juga disebut posisi netral, yakni posisi menghadap ke depan dan jangan justru melakukan gerakan counter. Biarkan keram dan nyeri itu menghilang dengan sendirinya,” tutur dokter yang mengambil spesialis di UNPAD, Bandung ini.
Penggunaan koyo atau gel yang menimbulkan panas juga dapat berguna untuk menghilangkan nyeri pada punggung. Panas yang dihasilkan membantu aliran listrik pada syaraf tetap berjalan secara wajar.
Agar perjalanan panjang saat mengemudi menjadi nyaman dan sehat, sebaiknya ruas tulang punggung yang juga disebut dengan lumbal atau lumbar disangga. Hal ini agar otot di sekitar tulang belakang atau paravertebral muscle bisa nyaman dan rileks.
Ketegangan otot mengakibatkan cepat lelahnya punggung dan bahkan leher. Itulah sebabnya pada kebanyakan mobil premium sudah menyediakan lumbar support pada bangkunya.
Mengganti ban
Prosesi penggantian ban ini bisa karena sudah waktunya untuk merotasi ban atau akibat ban kempis. Beberapa tahap kegiatan pun dilakukan untuk melakukan proses penggantian ban ini. Mulai dari mengendurkan baut roda, mengeluarkan ban serep, mendongkrak mobil, mengeluarkan ban kempis dan memasang ban serep hingga mengencangkan baut roda kembali dan memasukan ban kempis ke lokasi ban serep.
Beberapa kegiatan itu tentu membutuhkan kerja tubuh. Seperti mengangkat, mendorong dan menarik dengan frekuensi yang sering. Tapi umumnya, mengangkat benda lebih sering membuat cedera punggung.
Nah, proses penggantian ban ini menjadi salah satu pemicu cedera punggung yang dapat menimpa siapa saja. Malah bagi penderita cedera punggung, mengganti ban bisa menjadi kegiatan yang menakutkan.
Pemicu terbesar terjadinya cedera punggung adalah kesalahan posisi tubuh. “Proses biomekanik lebih banyak berperan ketika proses mengangkat beban, mendorong dan menarik. Walau dapat juga disebabkan oleh masalah kimia dalam darah. Tapi karena salah posisi tubuh dalam melakukan mengangkat beban, penjepitan secara bio mekanik yang sangat kuat ini dapat menekan syaraf di tulang belakang yang berakibat kecetit,” jelas Dr. Jeffrey.
Ia menambahkan, ketika telah terasa sakit, tindakan pertama dengan mengonsumsi obat penghilang nyeri, salep panas dan koyo masih dibenarkan dalam 1-2 hari. Lebih dari itu pergilah ke dokter. Penggunaan obat memang dapat membuat fungsi syaraf bisa mereda. Tapi ketika penjepitan secara mekanik sangat kuat dan obat sudah tidak mempan, harus dilakukan operasi.
Namun dalam hal ini, cedera punggung dapat disebabkan syaraf terjepit atau otot yang sakit. Otot yang sakit belum tentu akibat syaraf terjepit. Begitu pula sebaliknya. “Nah, pengobatan untuk syaraf terjepit dan otot sakit ini berbeda. Dokter dapat membedakan mana yang sakit, syaraf atau ototnya,” tambahnya.
Cara mengangkat yang benar Untuk menhindari cedera, ada baiknya Anda mengathui cara yang benar dalam mengangkat beban berat. • Periksa bobot dari benda yang akan diangkat. Coba dorong dengan tangan atau kaki secara biasa untuk melihat apakah benda itu mudah bergeser atau tidak. Setidaknya cara ini dapat memberi gambaran seberapa berat benda yang akan diangkat. Perlu diingat tak semua benda berdimensi kecil memiliki bobot ringan. • Lakukan pemanasan sebelum mengangkat atau menarik benda. • Sebelum mengangkat, pastikan Anda punya cukup ruang aman untuk memindahkan benda. • Aturlah posisi tubuh terhadap benda yang akan diangkat. Badan selalu mengarah ke benda yang akan diangkat hingga menurunkan. • Posisikan benda yang diangkat selalu dekat dengan tubuh. Semakin jauh benda, potensi munculnya cedera punggung makin besar. • Lakukan gerakan pelan dan mulus. Terburu-buru mengangkat atau menarik dapat mencederai punggung. • Angkatlah dengan kaki Anda. Caranya dengan menekuk lutut, bukan punggung, untuk mengangkat benda. Sementara punggung Anda tetap tegak. • Posisikan benda yang diangkat berada di antara pundak dan pinggang. Posisi ini dapat meminimalisasi tekanan pada punggung. • Istirahat sebentar di antara kegiatan dapat membuat punggung lebih rileks. • Jika benda terlalu berat, jangan memaksakan diri untuk mengangkatnya. • Cermati kondisi jalan yang akan Anda lewati sambil mengangkat benda. Hindari melintasi jalan licin, bergelombang atau berlubang. |
Facts in number
• Menurut riset kesehatan, 4 dari 5 orang dewasa mengalami cedera punggung.
• Sebanyak 90% penderita cedera punggung ringan akan sembuh dalam kurun waktu 6 minggu bila tidak ada kondisi yang terus menyebabkan punggung cedera.
• National Health Service di Inggris menghabiskan dana sebesar £ 1 miliar untuk masalah cedera punggung.
• Waktu yang ideal untuk mengemudi secara kontinu adalah maksimal 3-4 jam.
• Sekitar 80% cedera punggung terasa dalam waktu singkat dan kondisi tubuh bisa kembali normal. Pada periode singkat itu, penderita akan merasa sakit dan tubuh sulit bergerak. Tapi bagi sebagian orang, cedera punggung ini dapat berlangsung lama.
• Sekitar 49% orang dewasa mengalami cedera punggung yang berlangsung dalam 24 jam.
• Merokok dapat memperlama proses penyembuhan cedera punggung. Malah perokok lebih mudah mengalami cedera punggung akibat sering batuk.
• Cedera punggung dapat mulai dialami oleh anak-anak prasekolah dan penderita terbanyak untuk orang dewasa berada pada usia 35 hingga 55 tahun.
• Cedera punggung dikatakan akut jika berlangsung dalam beberapa hari atau minggu. Dikatakan kronis jika diderita lebih dari 3 bulan.
sumber : autobildindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar