Senin, 31 Mei 2010

Jika Pilih Busi, Perhatikan Hambatan Dalamnya!



OTOMOTIFNET - Es teh manis dua gelas, enak minum saat panas ... biar hati puas, pilih busi harus yang pas. Begitu kira-kira celetuk Bejo pada sohibnya, Tarjo. Tarjo pun menimpali, "Ah, kalau ukurannya sama tinggal colok saja, kan?"

Maklum, Tarjo baru saja ganti besutan anyar dan belum tahu seluk beluk mesin injeksi masa kini. Biar enggak salah kaprah, Bejo pun mengajak Tarjo berburu busi buat kendaraan kesayangannya. "Busi sekarang itu ada hambatannya, Jo!" seru Bejo.

Bagaimana cara mencermatinya? Bejo ingat apa yang dikatakan Ferry, bos gerai Standar Motor di blok A/36 Pasar Mobil Kemayoran, Jakpus. Menurut Bejo, Ferry pernah menerangkan mengenai berbagai variasi hambatan pada busi.

Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3
Biar enggak bingung, OTOMOTIF membantu kedua sahabat ini menghitung jumlah hambatan dari busi. Caranya mudah, kok. Hanya perlu alat ukur, yaitu multitester. Tinggal putar kenop multitester buat mengukur resistansi, tepatnya besar pengukuran pada x1K ohm (Gbr.1).
Setelah itu, hubungkan terminal positif dan negatif multitester pada kedua ujung busi. Masing-masing pada elektroda di pantat busi yang terhubung dengan kabel busi, satu lagi pada elektroda di dalam yang terbungkus keramik putih (Gbr.2).

Ingat ya, yang diukur bukan elektroda luar di kepala busi. Tetapi yang dalam. Karena elektroda itu yang terhubung dengan bagian belakang busi. Biar enggak keliru membeli, sebaiknya sudah tahu berapa tahanan standar businya. Kalau enggak tahu, kan bisa diukur dengan cara yang sama, bukan?

Beberapa busi aftermarket yang sempat diukur tahanannya bisa dilihat pada tabel di bawah. Lantas apa sih keuntungan pakai busi aftermarket? "Umurnya lebih panjang ketimbang busi standar. Kalau aslinya sekitar 20 ribu km, busi aftermarket ada yang bisa sampai 100.000 km," beber Ferry.

Hal ini diamini Taqwa SS, tuner sekaligus pemilik bengkel performa Garden Speed di Cilandak, Jaksel. "Secara metalurgi memang benar. Karena platinum maupun iridium lebih tahan lama ketimbang copper (tembaga, red)," bilang Taqwa.

Secara performa, memang belum tentu besar efeknya. Namun bentuk elektroda yang lebih kecil bisa bikin percikan api lebih fokus (Gbr.3). Asal, sekali lagi jangan lupa tahanannya. Kalau tahanan busi pengganti lebih kecil, bisa bahaya buat ECU.

Soalnya, kalau hambatan lebih kecil bisa terjadi feedback arus ke komputer mesin itu. Sedangkan kalau hambatannya lebih besar, bisa mengurangi besarnya percikan api yang terjadi.
"Mesin mobil dirancang secara khusus sehingga requirement tahanan busi juga berbeda buat tiap mobil," wanti pria yang sedang menanti kelahiran putra keduanya.


Artikel Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar