Kamis, 27 Mei 2010

Kamera CMOS Meningkatkan Kerja Sistem Keamanan Mobil

Kamis, 6 Mei 2010 | 11:21 WIB

Penggunaan kamera atau pencitra CMOS pada mobil dibandingkan dengan sensor lainnya.
KOMPAS.com — Selama ini kamera hanya dipasang di bagian belakang mobil untuk melihat obyek saat mundur. Namun, pada masa yang akan datang, pencitra atau imager complementary metal oxide semiconductor (CMOS) yang umumnya digunakan pada kamera digital akan merambah ke dunia teknologi mobil. Pasalnya, CMOS ternyata mampu membuat sistem keamanan pendukung mobil bekerja jauh lebih baik.

Menurut Melexis, perusahaan Microelectronic asal Belanda, penambahan perangkat inframerah dekat akan memungkinkan kamera untuk melihat obyek secara lebih detail dibandingkan dengan mata manusia.

Sementara itu, John Prainito selaku Chief Engineer Camera Development TRW mengatakan, jika kamera digunakan untuk melihat obyek di depan mobil, maka kemampuannya akan lebih lengkap dibandingkan sistem peringatan pindah jalur yang saat ini menggunakan sensor ultrasonik. Dia juga menambahkan, pencitra kamera juga dapat mengontrol lampu depan bekerja secara otomatis.

“Di Eropa, paduan perangkat ini sudah digunakan untuk memastikan kerja lampu-lampu lalu lintas. Kamera tersebut dapat melacak kendaraan yang berada di depan dan mendeteksi pejalan kaki dalam jarak dekat,” ungkap John.

Malam hari

Pencitra CMOS juga dapat digunakan untuk meningkatkan kerja sistem keamanan lainnya. Salah satunya, memperjelas penglihatan pada malam hari. Untuk ini, ditambahkan sistem pecahayaan inframerah yang dipasang pada lampu depan. Hasilnya, kamera akan memperjelas penglihatan pengemudi tanpa mengganggu mereka yang datang dari arah berlawanan.

“Pencahayaan inframerah dekat tidak bisa digunakan untuk membantu penglihatan manusia. Namun, bila inframerah digunakan bersama pencitra CMOS, intensitas cahaya yang dihasilkannya sama dengan sinar lampu jauh,” kata Cliff De Locht, Optical Marketing Manager Melexis Inc. “Inframerah dekat sudah digunakan oleh Mercedes-Benz untuk penglihatan pada malam hari. Dengan ini, pengemudi bisa melihat secara jelas,” ulasnya.

Kelemahan kamera atau pencitra CMOS ada pada kemampuannya dalam kondisi kabut dan bersalju. Padahal, pada kondisi seperti inilah pengemudi sangat membutuhkannya. Kekurangan tersebut diatasi dengan meningkatkan kemampuan peranti lunak (software).

Di samping itu, dengan menggunakan mikroprosesor yang lebih cepat, hal ini memungkinkan kamera membandingkan data dari setiap bingkai (frame), termasuk ketika kamera bekerja pada 30 bingkai per detik. Jadi, pembuat peranti lunak bisa ikut membantu pengembangan kerja sistem agar menjadi lebih baik lagi.

Saat hujan

“Ini sebenarnya tergantung pada algoritme, bagaimana kamera bisa melihat saat hujan dan kabut ketika orang susah melihat sesuatu,” kata Martin Duncan, Innovative System Manager STMicroelectronics. “Algoritme dapat menghasilkan citra atau gambar dan data yang jelas dan pasti. Caranya dengan membandingkan setiap bingkai dan mencari obyek yang bergerak,” paparnya.

Kamera juga dapat beradaptasi dengan cepat sesuai dengan perubahan kondisi serta meningkatkan kedalaman fokus dan area yang lebih lebar. Dengan demikian, hal itu memungkinkan pencitra tunggal bisa melihat garis-garis, rambu-rambu jalan, atau beberapa kendaraan di jalan yang sangat padat.

Pada kondisi normal, kami dapat melacak delapan kendaraan berbeda, di jalur yang dilalui dan di jalur lain pada jarak 100 meter,” kata Prainito. “Juga tidak ada masalah saat keluar-masuk terowongan dalam kondisi cuaca cerah. Pencitra mempunyai rentang dinamik yang lebih tinggi dan bekerja secara algoritme,” ungkapnya.

Beberapa produsen mobil telah menggunakan sensor ultrasonik untuk memantau kendaraan yang berada di depan. Namun, produsen kamera mengatakan, teknologi mereka dapat meningkatkan keamanan dan mengurangi jumlah komponen yang digunakan.

“Kami punya kemampuan melihat lebih dekat,” kata Norm Torrey, Automotive Business Development Canesta. “Kami dapat melihat anak kecil merangkak di tanah. Namun, sensor ultrasonik bisa membuat kesalahan saat mendeteksi tanah. Satu kamera juga dapat melihat beberapa obyek, sedangkan ultrasonik harus menggunakan beberapa sensor untuk memastikan berbagai obyek,” bebernya.

Sumber: Automotive Engineering International


Artikel Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar